Hari ini hari minggu, yaitu hari yang banyak di tunggu-tunggu bagi anak muda zaman sekarang. Tapi tidak denganku, semenjak dia meninggalkanku demi cewek lain, maksudku mantan kekasihku Devid namanya. Seorang cowok yang pernah menjadi sebagian dari hidupku dulu, tak aku sangka cintanya padaku dulu hanya sekedar omong kosong, padahal aku mencintainya lebih dari mencintai diriku sendiri, Apapun kulakukan untuknya dan berkorban untuknya tetapi balasanya hanya penghianatan, Jujur hanya penyesalan yang kini ada di hatiku, Oh tuhan… hapus dia dari ingatanku, aku benci mengingatnya, benci pada semua yang ada pada dirinya.
Tiba-tiba fikiranku tertuju pada akun Facebookku yang sudah lumayan lama gak pernah ku buka, tak usah berfikir panjang aku pun segera mengambil jacket levis abu-abuku dan segera merapikan rambutku yang semula berantkan, aku segera keluar rumah dan menstater sepeda motor maticKu menuju warnet yang berjarak sekitar 1 km dari rumahku, pada saat itu tidak ada orang sama sekali di rumah, ayah dan bunda lagi ke rumah Om dan kakak perempuanku sedang kencan sama pacarnya, jadi lebih leluasa aku pergi tanpa pamit ke mereka.Tak lama kemudian akhirnya sampai juga aku di sebuah warnet “Heaven Net” aku segera masuk dan kebetulan ada satu tempat yang kosong, aku duduk di tempat nomer 9, segera aku buka akun Facebookku yang sudah lama tak pernah ku buka, rasanya udah rindu pengen chatting sama teman-teman Facebook.
Aku buka pesan di Facebookku, ada 4 inbox yang belum terbaca, Dan kebetulan keempatnya ingin mengajak kenalan, Tapi aku hanya tertarik pada sebuah facebook yang bernama ARJUNA PRANATA dia hanya mengirim pesan “hy?”. aku buka kronologi pria itu dan aku lihat fotonya, dia lumayan tampan dan yang tidak ku sangka dia bersekolah di SMKN 2, yang berarti dia satu sekolah dengan mantanku Devid, rasa ingin membalas inbox itu semakin bertambah, dan akhirnya aku balas inbox itu “hy jg!! cpa iia?” dan segera ku kirim tak lama kemudian dia membalas inboxku “aku juna, boleh kenalan gak?” aku segera membalasnya lagi ”Juna anak mna? Boleh aja knpa enggk.. ” ku tekan tombol enter untuk mengirimnya, beberapa detik kemudian dia membalas “syukur dech kalo” mau kenalan ^_^, nma qm cpa?” aku kembali membalas “Aku Inez ^_^” dan itu berlangsung lumayan lama hingga akhirnya dia meminta nomer HP ku dan aku pun memberinya nomer HPku, pada saat itu aku hanya ingin mencari teman cowok yah sekedar untuk menemani hari-hariku yang kesepian dengan sebuah smsnya agar aku bisa melupakan Devid, tetapi aku salah ternyata sekian lama kita smsan teleponan akhirnya dia pun mengajakku bertemu di sebuah warnet yang tempatnya tepat di depan sekolahnya, aku pun juga penasaran dengan wajah asli pria yang memiliki akun facebook yang bernama ARJUNA PRANATA itu, akirnya akupun mau menemuinya di warnet itu.
Aku datang kesana bersama temanku, amy namanya, tapi saat aku sampai disana dia belum datang, aku putuskan untuk duduk terlebih dulu tanpa menunggunya, aku duduk di nomer 6 dan amy di nomer 7, aku coba sms dia kenapa dia belum datang, dan dia membalas dia akan menemuiku pada saat jam istirahat yaitu setengah 10, tapi saat itu jam menunjukkan jam 9 lebih seperempat.
Aku menunggunya dengan membuka vidio-video drama korea, aku memang sangat menyukai film-film yang berbau korea, beberapa menit kemudian ada pesan masuk di Hpku, ternyata dari juna “kamu di nomer berapa dek?” memang panggilan itu sering dia ucapkan padaku di telfon ataupun di sms, segera aku balas smsnya “nomer 6” belum ada laporan terkirim di Hpku dan aku kira pun Sms itu belum masuk, aku tenang-tenang saja, tapi saat itu juga ada seorang pria yang berdiri tepat di balik komputer yang ada di depanku, dia memberi senyuman padaku tapi aku hanya melongo. segera aku balas senyumannya, aku yakin dia pasti juna, dia sembari menanyaiku “Inez ya..?” tanyanya padaku, “iya kamu juna kan?” balasku “betul sekali” jawabnya dengan senyum yang merekah di bibir merahnya itu, ya ampuun senyumnya manis banget jantung ini berdetak begitu cepat seperti mau copot, oh tuhan apakah dia adalah pangeran langit yang kau turunkan untuk ku, Ah semua hanya hayalku tak mungkin seseorang yang begitu tampan ini bisa menjadi milikku “Huh” dengusku pelan.
Tapi dugaanku salah,sampai pada suatu hari dia mengajakku kencan untuk yang pertama kalinya, aku pun tak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini, aku pun menerima ajakanya.
Akhirnya aku pun pergi berdua denganya, aku tak pernah menyangka bisa sedekat ini sama juna, memeluknya dari belakang saat dia memboncengku, sejenak aku bisa melupakan mantanku yang semula masih kental di memory ingatanku.
Kami berhenti di suatu tempat yang banyak di kunjungi banyak remaja, tak ada rumah hanya pepohonan berbaris baris udaranya sangat dingin. Tetapi mungkin perbedaan mereka sebagai sepasang kekasih tetapi tidak dengan ku dan juna, Just friend.
Aku duduk di sebuah gerdu kecil dan dia menyusul duduk di sampingku, dia memulai perbincangan kami. aku berandai andai, andaikan saja saat ini dia nembak aku, mungkin lengkap sudah kebahagiaanku hari ini, belum berhenti aku berandai andai tiba-tiba juna memandangku dia memegang kedua tanganku, aku sempat tak percaya kalau ini kenyataan aku kira mimpi, ya ampun betapa gembiranya hati ini dia menyatakan perasaannya kalau dia sayang aku dan ingin menjadi pacarku.
Tapi aku tak langsung menerimanya, aku berikan dia satu persyaratan “kalau” kamu memang bener-bener sayang aku dan pengen jadi pacarku aku mau kamu cariin aku bunga mawar putih berduri 100” dia pun mengiyakanya.
Dalam perjalanan pulang aku merasa sangat kedinginan saat di boncengnya, tapi dingin itu berubah menjadi rasa sejuk yang nikmatnya sampai ke relung hati saat dia memegang jemari tanganku, rasanya tak ingin waktu berlalu begitu saja.
Waktu berlalu begitu cepat, 1 minggu setelah kencan pertama itu dia kembali menghubungiku dia berkata sudah dapat bunga yang aku mau, akhinya aku putuskan untuk bertemu denganya di suatu tempat.
Aku menemuinya di salah satu tempat yang mengandung nilai sejarah. Saat aku sampai disana ku lihat di sekelilingku tapi aku tak menemuinya, tak lama kemudian dia sampai di tempat itu dia menemuiku dan membawa bunga mawar putih yang aku inginkan, aku menatapnya dan dia juga menatapku, diam seribu bahasa, tak lama kemudian dia memulai pembicaraan “Gimana, udah resmi kan..?” katanya tersenyum sambil melirikku aku hanya tersenyum tipis sambil melihatnya.
Kami duduk bersandingan di pinggir kolam segaran yang terkenal sejarahnya itu, tidak banyak ucapan yang keluar dari mulut kami berdua jadi terasa sedikit canggung, yah mungkin karena belum terbiasa saja, hemm…
Ku buka lembaran baru dan merobek lembaran lamaku…
Ku buka hatiku tuk cinta baruku dan ku tutup rapat-rapat kenangan masalaluku yang kelam…
Pengarang : Zuly Maulidia
0 komentar:
Posting Komentar